Akan tetapi, rencana tersebut tak terealisasikan begitu saja, lantaran mereka belum mendapatkan izin dari pemerintah dengan alasan bahwa Cornelis Chastelein bukanlah seorang pejuang dan sebuah kalimat pada tugu dianggap berbau SARA. Juga merupakan monumen pertama yang berupa seorang prajurit Dayak. Patung tersebut tampak seperti seseorang yang sedang memegang bendera di https://bradd210mao4.ltfblog.com/profile